Minggu, 24 Oktober 2010

Ayam Putih Pungguk

Oleh :

Ayam putih pungguk memakan padi jomo
Mak utih duduk menunduk bagai bintang timur
Bintang timur tinggi melodi pucuk nipah
Mak utih duduk mengaji, orang minta sopal
Sopal di dalam batik, batik diatas dulang
Belanja tiga kain, nanti abang pulang

Ayam … Putih … Pungguk … (2x)

Letak kayu cabang
Sunda diatas gedung
Cantiknya tunangan abang
Seperti burung

Burung kicau-kicau, kicau diatas dulang
Adik berbaju hijau, abang berkain panjang
Sopal di dalam batik, batik diatas dulang
Belanja tiga kain, nanti abang pulang.

Ayam … Putih … Pungguk … (2x)

Dedap Durhaka

Oleh :

Semase dulu di selat bengkalis
Dekat bandul tanjung sekudi
Tersebut kisah dedap durhake
Budak yang tidak membalas gune

Pais dedak panggang keluang
Bekal si dedap pergi merantau
Setelah kaye lupekan diri
Bunde kandungnye tak diakuinye

Dedap durhake budak celake
Tak tau diri apa jadinye
Bagaikan kacang lupekan kulit
Setelah kering ditimpe panas

Kabullah sumpeh bunde kandungnye
Turunlah angin puting beliung
Lancang si dedap menjadi pulau
Tumbuh membelah manisnya pantai.

Rabu, 20 Oktober 2010

Cecah Inai

Oleh : NN

Mari beramai – ramai
Kita memetik si daun inai, Hai sayang
Mari beramai – ramai
Kita memetik si daun inai
Dipetik daunnya dibuang tangkainya
Diguna untuk mempelai

Daun si daun inai
Digiling halus memerah jari, Hai sayang
Daun si daun inai
Digiling halus memerah jari
Hai jari yang lentik menyusunkan sembah
Pertanda mempelai melayu

Tepung si tepung tawar
Mempelai duduk diatas gerai, Ya sayang
Tepung si tepung tawar
Mempelai duduk diatas gerai
Alangkah padannya sepasang mempelai
Bak pinang dibelah dua

Burung Nuri

Oleh :

Burung Nuri terbang tinggi,
balik turun di atas dahan.
Mari-mari kasih hati,
aku rindu kepada tuan.

Rupamu elok tak bandingnya,
suaramu nyaring lagu merdu
haaaa… aaaa… haaaaaa…
Jika Nuri terbang jauh,
rasa hati diambang duka.
Ingin tenang suka sungguh,
kalau belum menyapa tuan.

Nirmala

Oleh : Siti Nurhaliza

Diciptakan seorang insan
Lembut hati bak redup pandangan
Pabila berkata
Seluruh alam menyaksikan kesyahduan
Bagai tersentuh rasa percaya
Tika terdengarkan

Aduhai...

Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya

Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama

Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya

(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)

Siapa menyapa bagai pelita
Arah yang menghilang tika gelita
(Duhai kasih bulan saksi)

Tatap tidak ditatap
Kotakan di dada yang terdetik
Temukan sang cinta

(Angin pun mula bercerita
Semesta nyata terpedaya)
Kekasih tak berbahasa
Getir fikir derita mengharap
Suara...

(Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat)

(Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa)

Nun dari sana
Telah turun berbicara
Sang kesuma bidadari syurgawi

Sesungguhnya berkasihlah
Di antara manusia
Perindah segala kata-kata
Bahagia itu janjinya

Mengapa kita sengketa
Rentaslah jalan terbuka
Tanpa dusta

(Telah teguh di garis... Karma!)

Telah jauh berkelana entah di mana
Ada rasa hanya kuntum kasihnya
Khabar itu merelakan perjalanannya
Ada jiwa hanya kuntum kasihnya

Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Telah mekar hati seindah purnama

Dipujuk segala rajuk
Sepi rindu adakala
Meracun imannya

(Biar panas membakar
Biar ranjau mencabar
Hati mekar seindah purnama)

Tangis bagai gerimis
Hati bak tasik pedih
Cuba cari hakikat
Temukan azimat

Kasih gundah gerhana
Diam tak berirama
Gusar tambah gementar
Tak tertanggung rasa

Laila Canggung

Oleh : Iyeth Bustami

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Engkau dipuji engkau dipuja laila
Pandai menari cantik parasnya
Kemana mana senyum dibawa
Laila riang selasih bertemu gula

Tetapi bunga nasibnya bunga laila
Lagu dirayu kumbang nan lalu

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Tinggal seruas ujungnya tebu
Tawar rasanya….
Laila canggung patah hatinya
Karena bercinta putus bercinta

Punai terlepas dari genggaman
Kasih pujaan…..
Laila bingung apa sebabnya
Salah tiada dalam bercinta

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Engkau dipuji engkau dipuja laila
Pandai menari cantik parasnya
Kemana mana senyum dibawa
Laila riang selasih bertemu gula

Tetapi bunga nasibnya bunga laila
Lagu dirayu kumbang nan lalu

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Tinggal seruas ujungnya tebu
Tawar rasanya….
Laila canggung patah hatinya
Karena bercinta putus bercinta

Punai terlepas dari genggaman
Kasih pujaan…..
Laila bingung apa sebabnya
Salah tiada dalam bercinta
Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Laila canggung laila canggung
Laila resah hatinya bingung

Selayang Pandang

Lagu : Lily Suhairy
Lirik : Hamiedhan AC
Vokal : Said Effendi


Dari mana datangnya lintah
Dari sawah turun ke kali
Darilah mana datangnya cinta
Darilah mata turun ke hati
Layang-layang selayang pandang
Hati didalam rasa bergoncang
Layang-layang jatuh dikali
Sekali pandang jatuh ke hati

Buah duku buah rambutan
Beli peti isinya laksa
Hatiku rindu bukan buatan
Mengenang kasih jauh dimata Layang-layang selayang pandang hati Didalam rasa bergoncang
Layang-layang di pohon duku
Kalau dipandang menjadi rindu


Pulau pandan jauh ditengah
Dibalik pulau siangsa dua hancurlah Badan dikandung tanah
Budi yang baik terkenang jua
Layang-layang selayang pandang
Hati didalam rasa bergoncang
Layang-layang dari Cibinong
Terpaut pandang janganlah bingung
Kalau ada sumur diladang
Boleh kita menumpang mandi Kalaulah ada umurku panjang Bolehlah kita bertemu lagi
Layang-layang selayang pandang Hati didalam rasa bergoncang
Layang-layang tangkainya lidi Selayang pandang sampai disini